Jakarta, 11 Desember 2025 – Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) bekerja sama dengan ITSEC Asia menyelenggarakan webinar bertajuk "Strengthening Cyber Defense for Securities Firms in High-Threat Era", yang membahas dua topik utama: Managed Threat Intelligence Service dan Managed Security Operations Center (SOC). Acara ini berlangsung secara daring melalui Google Meet dan dihadiri oleh perwakilan perusahaan efek anggota APEI.
Webinar dibuka oleh MC, Merny Rusyanti, yang menekankan bahwa ancaman siber terhadap ekosistem pasar modal semakin meningkat, sehingga diperlukan pendekatan keamanan yang lebih proaktif.
Direktur Eksekutif APEI, Ibu Lily Widjaja, menyampaikan sambutan pembuka dan menggarisbawahi komitmen APEI dalam meningkatkan kesiapan keamanan digital anggotanya. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Krestianto Aditya, Team Lead Sales ITSEC Asia, yang menekankan pentingnya kolaborasi strategis untuk melindungi investor dan menjaga integritas pasar modal.
Narasumber: Anton Dwi Suhartanto – Head of Pre-sales Consultant, ITSEC Asia
Pada sesi ini, Bapak Anton memaparkan data bahwa pada periode Januari 2024 hingga Oktober 2025, insiden siber pada sektor jasa keuangan Indonesia meningkat 66,67%. Serangan banyak dilakukan melalui pencurian kredensial dan eksploitasi sistem back-office.
Beliau menjelaskan rantai serangan (Attack Chain) yang sering digunakan peretas, termasuk pencurian data KYC investor, manipulasi alur transfer dana, dan penyalahgunaan akun pasif (dormant accounts).
Ancaman lain yang menjadi sorotan adalah Info-stealers yang kini dijual bebas di dark web dengan harga rendah, namun berpotensi membuka akses penuh ke sistem internal.
Bapak Anton memperkenalkan solusi Managed Threat Intelligence dan Digital Risk Protection, yang mampu:
mendeteksi kebocoran kredensial secara cepat,
memantau potensi phishing domain,
menyediakan monitoring berkelanjutan di deep/dark web,
memberikan perlindungan khusus bagi eksekutif VIP.
Beliau menegaskan bahwa Threat Intelligence kini bukan hanya alat teknis, tetapi enabler bisnis untuk menjaga reputasi perusahaan efek.
Narasumber: Gandhi Prima Satya – Principal MSS Consultant, ITSEC Asia
Dalam sesi ini, Bapak Gandhi menyoroti bahwa 60% perusahaan pernah terkena ransomware pada tahun 2022, dan lebih dari 90% kebocoran data berasal dari phishing. Meskipun perusahaan telah menggunakan berbagai perangkat keamanan, banyak yang justru mengalami tantangan Alert Fatigue akibat banyaknya peringatan tanpa konteks.
Beliau menjelaskan bahwa SOC modern harus menyeimbangkan aspek People, Process, Technology, dan Business Alignment.
Strategi deteksi ancaman dibagi menjadi dua:
Known Threat – menggunakan aturan baku dan signature,
Unknown Threat – dianalisis melalui machine learning, anomaly detection, dan threat hunting.
Bapak Gandhi juga memperkenalkan Securonix Agentic Mesh, teknologi berbasis agen cerdas (intelligent agents) yang mampu:
mengurangi volume alert hingga 50%,
melakukan investigasi otomatis,
memberikan rekomendasi tindakan secara real time.
Teknologi ini memungkinkan tim keamanan fokus pada insiden prioritas tinggi dan mengurangi beban operasional SOC.
Acara ditutup dengan penyampaian pesan dari APEI mengenai pentingnya peningkatan resiliensi digital di tengah lanskap ancaman yang semakin berkembang.
APEI mengucapkan terima kasih atas partisipasi para anggota serta berharap kolaborasi dengan ITSEC Asia dapat terus berlanjut dalam menghadirkan program edukasi keamanan siber lainnya.