P: +62 21 5152894, 5152895, 5152902 sekretariat@apei.or.id

APEI Tegaskan Pasar Modal Indonesia Siap Berkompetisi di MEA 2015

Friday, 03 October 2014

Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menilai perusahaan efek siap menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Ketua Umum APEI Susy Meilina mengatakan para perusahaan sekuritas Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam hal penguasaan budaya dan bahasa lokal. Hal itu menjadi modal dalam merebut pasar investor lokal.

"Kita sebagai tuan rumah pasti lebih bisa grap market lokal. Dari potensi 250 juta penduduk Indonesia jangan sampai diambil negara ASEAN lainnya," katanya dalam seminar bertajuk "Kesiapan Perusahaan Efek Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN" di Jakarta, Kamis (2/10).

Dari sisi infrastruktur, Susy menjelaskan, pasar modal Indonesia juga relatif lebih advance (baik) dibandingkan dengan Vietnam, Thailand, atau Filipina. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memiliki jaringan terpadu pasar modal, disaster recovery center anggota bursa, business continuity plan, serta single investor identification (SID).

"Kita yang pertama punya SID di ASEAN, sebelumnya India dan Korea Selatan. Jadi secara infrastruktur kita sudah sangat siap, hanya mungkin kurang unggul jika dibanding Singapura dan Malaysia," tambahnya.

Susy melihat persaingan broker negara-negara ASEAN perlu disikapi secara wajar. Kompetisi lanjut dia, lazim terjadi di era ekonomi bebas saat ini. Sebagai contoh, dari 117 broker yang ada di BEI, 26 di antaranya merupakan broker asing.

"Harus dilihat dari sisi advantages-nya. Keberadaan mereka bisa membuat investor kita bisa bertransaksi dengan afiliasi mereka yang ada di Hong Kong, Jepang, Singapura atau bahkan New York," katanya.

Lebih lanjut, Susy menilai masih banyak peluang dari MEA 2015 yang perlu dimanfaatkan di antaranya peluang memperbesar basis investor dari total 600 juta penduduk ASEAN, memperbesar kapitalisasi pasar dari total kapitalisasi pasar ASEAN sebesar US$ 2.500 miliar, serta peluang cross listing antar emiten.

"Kami siap sepenuhnya, kita akan inline dengan kebijakan dari otoritas jasa keuangan (OJK). Kalau ada tantangan seperti apakah hasil audit auditor kita bisa di-recognize, saya kira kita bisa mengakui satu sama lain setara," tambahnya

Penulis: Yosi Winosa/WBP