Acara ini diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh mengenai Ekonomi Cina- Potensi dan Dampak Bagi Indonesia. Ekonomi Tiongkok (Cina) adalah ekonomi yang luar biasa punya kompleksitas berskala dunia. Apapun yang terjadi akan berpengaruh terhadap dunia maupun Indonesia karena arus modal yang masuk ke Indonesia nomor 2 terbesar berasal dari Cina, dan juga sebagai partner dagang terbesar, termasuk juga pasar modalnya. Pasar modal di Tiongkok cukup unik hampir 90% investornya retail sisanya 10% institusi kebalikan dengan Indonesia. Sehingga kita perlu memperhatikan perkembangan–perkembangan yang terjadi kira-kira melihat darimana potensi peluang maupun potensi ancaman yang terjadi guna mengantisipasinya.
Isu Utama Ekonomi Tiongkok yang terjadi pada semester 2 2023 :
- Perlambatan ekonomi
- Kontraksi Perdangan
- Penurunan Foreign Direct Investment (FDI)
- Deflasi
- Guncangan Lanjutan sektor property
- Peningkatan Utang Pemerintah Provisi
- Pengingkatan Pengangguran Kaum Muda dan masalah Demografi
Dampak Pasar Modal
- Perbedaan tingkat bunga yang melebar antara USD dan RMB (Yuan) mendorong pelemahan RMB. Arus FDI yang negative membuat daya Tarik pasar modal Tiongkok bagi investor asing menjadi berkurang.
- Terjadi portfolio outflow dari investor asing senilai $12,3 miliar di sepanjang Agustus 2023.
- Dengan jumlah investor retail diatas 90%, maka pasar modal Tiongkok menjadi rentan aksi jual. Telah dilakukan beberapa langkah mitigasi, diantaranya:
- Memangkas Pajak Transaksi (levy) sebesar 50%. Pertama kali terjadi sejak 2008
- Menyatakan short selling sebagai kegiatan illegal
- Memperpanjang jam perdagangan pasar obligasi dan saham A
- Membatasi kegiatan IPO. Hanya perusahaan dengan laba bersih yang boleh IPO
- Relaksasi ketentuan dan bunga marjin, Dari ratio marjin minimum 100% menjadi 80%
- Pemotongan suku bunga kredit pemilikan real estate
- Mempercepat penerbitan 7 ETF sektor Teknologi dan 10 Reksa Dana khusus Small-Cap
- Meningkatkan Pengawasan High-Freqency Trading di Bursa Berjangka
- Relaksasi Pembelian saham oleh Perusahaan asuransi dari 35% modal inti menjadi 40% modal inti.
KESIMPULAN
- Masalah paling mendasar dari ekonomi Tiongkok Pasca Covid-19 adalah melemahnya konsumsi.Hal ini dipicu baik dari melemahnya “wealth effect”, demografi pengguran kaum muda, serta melemahnya belanja pemerintah propinsi.
- Disaat bersamaan, ronde baru perang dagang dipicu Chip Act dan Pembatasan aktivitas Investasi Teknologi Tinggi menurunkan animo FDI ke Tiongkok
- Masalah pelik terkait sektor Real Estate membutuhkan penanganan komprehensif dan ongkos ekonomi yang mahal
- Dampak dari masalah-masalah ini masih akan menghinggapi ekonomi Tiongkok hingga beberapa tahun ke depan, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan dunia.
Acara ini dihadiri 140 orang.